twitter


Untuk menghitung warisan bisa dicoba melalui ini. selamat menbcoba..


Minat hubungi 085645334332
Kami akan membantu sampai bisa.


Bisnis MMM Indonesia saat ini sangat menjanjika. kalau mau gabung silahkan saja gan.



Hasil Pengumuman Sertifikasi Guru silahkan di cek di UNIPA, IAIN dan UNESA.



Banyak masyarakat Indonesia yang baru menggunakan tablet PC atau handphone Android merasa senang dan cukup puas dengan sistem operasi ini. Namun, memang namanya manusia susah untuk dipuaskan (termasuk saya, soalnya saya masih dikategorikan manusia ), setelah beberapa saat menggunakan handphone Android, cukup banyak yang merasa kurang dan ingin lebih memaksimalkan lagi performa maupun kemampuan handphone Android-nya.
Salah satu cara untuk mengeluarkan semua potensi yang dimiliki tablet atau ponsel Android adalah dengan cara rooting. Namun, apa itu root Android? Apa keuntungan dan kerugian melakukan root Android? Berikut penjelasannya.
Pengertian Root Android
Fungsi root Android adalah untuk memberi hak penuh kepada pengguna Android untuk dapat masuk ke sistem Android. Dengan melakukan Root, pengguna dapat menambah, mengurangi maupun memodifikasi file-file atau data-data yang terletak pada sistem Android yang bila dalam keadaan standar (belum root) file-file tersebut tidak dapat di akses. Bila dianalogikan sistem operasi komputer Windows, fungsi root Android adalah memberikan hak administrator kepada pengguna.
Dengan melakukan root Android tidak serta merta akan menaikkan performa atau kemampuan ponsel Android. Rooting Android sama seperti “membuka pintu” bagi Anda untuk mengembangkan sistem operasi ini.
Kenapa pengembang sistem operasi Android tidak memberikan akses root sejak awal?
Hal ini bertujuan untuk melindungi sistem operasi Android secara keseluruhan. Jika pengguna secara tidak sengaja maupun sengaja mengubah atau menghilangkan satu atau beberapa file sistem, maka dapat menyebabkan kinerja handphone atau tablet menjadi tidak stabil, rusak dan yang paling parah brick atau handphone tidak dapat menyala, oleh karena itu pengembang Android membatasi akses ke file sistem.
Kelebihan Dan Kekurangan Root Android
Kekurangan Root Android #1: Dapat menghilangkan garansi handphone
Kenapa rooting Android dapat menghilangkan garansi? Root itu diibaratkan seperti “segel garansi”. Analoginya seperti ini, apabila Anda membeli komputer buatan pabrik (bukan komputer rakitan), biasanya akan dilengkapi dengan segel atau stiker garansi. Segel ini biasanya akan rusak bila kita membuka casing computer.
Jika kita ingin meningkatkan kemampuan komputer, misalnya dengan mengganti kartu grafis komputer dengan yang lebih baik, otomatis kita harus membuka casing komputer dan secara otomatis akan merusak segel garansi. Apakah dengan membongkar casing akan menyebabkan komputer menjadi rusak? Tentu saja tidak.
Namun, jika terjadi kerusakan apakah akan menghanguskan garansi? Sudah jelas, karena pihak service center melihat bahwa segel garansi telah rusak dan memberi vonis bahwa komputer rusak karena dibongkar, padahal kerusakan disebabkan faktor lain.
Sama halnya dengan root Android. Jika HP Anda mengalami kerusakan, misalnya speaker tidak berbunyi dan Anda membawa ke Service Center dengan kondisi ter-root, maka ada kemungkinan klaim garansi akan ditolak dan dikatakan bahwa ponsel rusak akibat proses root, padahal sebenarnya tidak.
Namun sebenarnya Anda tidak perlu terlalu khawatir, berbeda dengan segel garansi, proses root dapat dibalikkan atau ponsel dikembalikan ke kondisi awal. Proses ini dinamakan Unroot. Jika proses unroot dilakukan, maka secara otomatis garansi akan berlaku kembali.
Catatan: Bila ingin membawa HP ke service center, selain dilakukan unroot, sebaiknya lakukan juga factory reset (menghilangkan semua data dan aplikasi yang terinstall)
Kerugian Root Android #2: Masalah keamanan
Sebenarnya untuk yang satu ini masih menjadi perdebatan. Dikatakan bahwa dengan melakukan Root, maka aplikasi-aplikasi malware seperti virus atau Trojan dapat dengan mudahnya masuk ke file sistem dan melakukan pengrusakan atau melakukan pencurian data-data pengguna.
Namun demikian, sebenarnya walaupun HP tidak di root, apabila pembuat virus memang “berniat jahat”, maka tanpa root pun, aplikasi virus dapat dengan mudah mengakses sistem file.
Keuntungan Root Android:
Kelebihan #1: Dapat Menginstall Aplikasi yang Membutuhkan Akses Root
Berikut adalah beberapa contoh aplikasi yang membutuhkan akses root yang paling banyak diinstall:
  • App2Card dan Link2SD: Dengan aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk memindahkan semua aplikasi ke SD Card. Pada umumnya, para pengguna Android melakukan root untuk menginstall aplikasi ini.
  • Titanium Backup: Aplikasi ini berguna untuk membackup semua aplikasi yang terinstall. Bukan hanya itu saja, aplikasi ini dapat juga mem-back up data-data aplikasi seperti pengaturan (setting-an), dll.
  • Aplikasi ScreenShot: Berguna untuk mengambil screen shot dari layar handphone.
  • Wi-Fi tether: Aplikasi ini dapat menjadikan ponsel Android membagi koneksi internetnya melalui jaringan Wi-Fi. Catatan: pada sistem Android 2.2 Froyo keatas, aplikasi ini sudah terinstall pada handphone.
Keuntungan Root Android #2: Dapat menginstall custom ROM
Apa itu custom ROM? Custom ROM adalah sistem operasi Android kustom (alternatif) atau bukan buatan vendor ponsel. Custom ROM dikembangkan oleh komunitas penggemar sistem operasi Android. Catatan: dengan melakukan root bukan berarti Anda dapat langsung melakukan instalasi Custom ROM, namun kebanyakan handphone Android membutuhkan akses root bila ingin diinstall custom ROM.
Kelebihan Root Android #3: Dapat melakukan pengaturan untuk memaksimalkan kinerja ponsel.
Salah satu pengaturan yang dapat dilakukan adalah overclock processor. Dengan melakukan overclock, processor dapat “dipaksa” kerja lebih cepat dari kecepatan bawaannya yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kinerja ponsel. Namun demikian, overclock dapat memperpendek usia processor, membuat baterai lebih boros dan cepat panas dan juga ada kemungkinan menyebabkan sistem menjadi tidak stabil.
Catatan: Pada umumnya, dengan hanya melakukan root saja, Anda tidak akan secara otomatis dapat melakukan OverClock processor, kecuali kernel dari handphone/tablet Android mendukungnya. Namun dengan melakukan root, Anda dapat melakukan underclock processor atau menurunkan kecepatan processor agar konsumsi baterai lebih irit.
Kelebihan Root Android #4: Dapat Uninstall Aplikasi Bawaan Pabrik
Dengan melakukan root, kita dapat melakukan uninstall aplikasi-aplikasi bawaan pabrik yang tidak berguna dan hanya memenuhi memori telepon. Namun, jika Anda berniat melakukan hal ini sebaiknya berhati-hati, karena jika salah uninstall dapat menyebabkan kinerja handphone menjadi tidak sempurna. Sebaiknya jangan dilakukan bila tidak terlalu diperlukan.
Root Handphone Android – Kesimpulan
Proses Root Android berguna untuk membuka akses ke sistem Android. Keuntungan root Android secara garis besar adalah memiliki kontrol penuh terhadap handphone / tablet. Kontrol penuh tersebut bila tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan kerusakan sistem. Jadi, jika Anda masih merasa puas atau cukup dengan kemampuan serta fasilitas handphone Android yang dimiliki, maka proses root sebaiknya tidak usah dilakukan.
Demikianlah informasi seputar root Android beserta kelebihan dan kekurangannya. Jika ada pertanyaan, silahkan mengisi form komentar dibawah. Terima Kasih



PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
I.          JUDUL
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA UNTUK MENGUNGKAKAN MAKNA DALAM MONOLOG BERBENTUK PROCEDURE MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IX G SMP NEGERI 1 MAJALENGKA
II.         BIDANG KAJIAN
Model pembelajaran Bahasa Inggris
III.        PENDAHULUAN Latar Belakang
Kemampuan berbahasa Inggris merupakan keharusan di era komunikasi dan globalisasi. Pelajaran bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional.
Pengajaran Bahasa Inggris di SMP meliputi keempat keterampilan berbahasa yaitu: menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, Tata Bahasa dan Pronunciation sesuai dengan tema sebagai alat pencapai tujuan.
Dari ke empat keterampilan berbahasa di atas, pembelajaran keterampilan Bebicara (Speaking) ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan mengungkapkan makna dalam monolog pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure dan report adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa Kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembelajaran mengungkapkan makna dalam monolog pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure telah penulis lakukan secara klasikal. Dalam pembelajaran tersebut penulis menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam indikator sebagai berikut :
a.     Mengidentifikasi makna gagasan dalam teks essei berbentuk procedure
b.    Melakukan monolog pendek dalam bentuk procedure
Siswa dibacakan teks monolog berbentuk procedure dan diminta untuk menerjemahkannya. Selanjutnya siswa diminta untuk melakukan monolog menggunakan teks procedure tersebut

Hasil pembelajaran tersebut ternyata dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari hasil refleksi penulis diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dan mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya diri. Mereka sangat kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Jelas, pembelajaran ini sangat tidak efektif atau dengan kata lain pembelajaran tersebut tidak berhasil (gagal).
Uraian di atas merupakan gambaran kegagalan terhadap hasil dan proses belajar. Kegagalan tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi. Untuk mengatasi kegagalan pembelajaran di atas, penulis berusaha mencari solusi. Penulis sadar bahwa di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif. Guru harus mampu mencari satu teknik pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) harus dilaksanakan. Guru bukan lagi merupakan sosok yang ditakuti dan bukan pula sosok otoriter, tetapi guru harus jadi seorang fasilitator dan motor yang mampu memfasilitasi dan menggerakkan siswanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.
Berdasarkan pengalaman penulis saat mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan, penulis berhipotesis bahwa teknik belajar (teori belajar) Kontruktivisme sangatlah tepat jika digunakan dalam pembelajaran kompetensi dasar ini. Hanya saja penulis mencoba memadukan pendekatan Contextual Teaching And Learning dengan pendekatan Cooperative Learning. Penulis mencoba menggunakan model pembelajaran Demonstrasi.
Oleh karena itu, penulis mencoba merencanakan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul, "Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk Procedure Melalui Metode DEMONSTRASI Di Kelas IX G SMP Negeri 1 Majalengka."
IV.        PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah: "Apakah melalui Penggunaan Model Pembelajaran DEMONSTRASI dapat meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Mengungkakan Makna dalam Monolog pendek Berbentuk Procedure Di Kelas IX G SMP Negeri 1 Majalengka?"
V.         TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan monolog berbentuk procedure.
2.     Mengembangkan strategi  pembelajaran dan  model  pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan

3. Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan komunikasi dengan mengemukakan gagasan, pendapat dan perasaannya secara sederhana baik lisan maupun tertulis.

VI.    MANFAAT HASIL PENELITIAN a.  Bagi guru
1.       Mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan kompetensi komunikatif mereka
2.       Membantu memperbaiki / meningkatkan proses hasil belajar dan mengajar.
3.       Membantu meningkatakan kualitas profesionalisme guru sebagai pendidik.
4.       Membantu dalam penyusunan karya ilmiah yang merupakan salah satu syarat kenanikan pangkat dari golongan IVa ke jenjang berikutnya.
5.       Membantu dalam penyusunan karya ilmiah untuk dijadikan penilaian guna mendapatkan tunjangan sertifikasi guru/pendidik.

b.     Bagi Siswa

1.     Meningkatkan kemampuan siswa mengungkapkan makna dalam monolog pendek sederhana dengan menggunakan ragam bahasa lisan secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari dalam teks berbentuk procedure
2.     Meningkatkan rasa senang dan motivasi belajar.
3.     Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berkomunikasi.
4.     Meningkatkan  kompetensi  komunikatif dan prestasi  Belajar Bahasa
Inggris.
5.     Meningkatkan keaktifan, kreativitas dan hasil belajar siswa yang lebih
tinggi.
c.     Bagi Sekolah
Melalui metode pembelajaran DEMONSTRASI membantu memperbaiki pembelajaran Bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Majalengka.
VII.       HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: "Jika dalam pembelajaran Mengungkapkan makna dalam monolog pendek Berbentuk Procedure menggunakan Teknik DEMONSTRASI, maka kualitas proses dan hasil pembelajaran akan meningkat".
VIII.      LANDASAN TEORETIS

a.         Teks Procedure
Teks procedure bertujuan untuk memberikan petunjuk tentang langkah-langkah/metoda/cara-cara melakukan sesuatu (Otong Setiawan Djuharie, 2006 :38). Teks procedure umumnya berisi tips atau serangkaian tindakan atau langkah dalam membuat suatu barang atau melakukan suatu aktifitas. Teks procedur dikenal pula dengan istilah directory.
Teks procedure umumnya memiliki struktur : 1) goal, tujuan kegiatan, 2) materials, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu barang/melakukan suatu aktifitas yang sifatnya opsional, 3) steps, serangkaian langkah.
b.         Contextual Teaching Learning (CTL)
Setiap siswa mempunyai kemampuan berpikir yang berbeda-beda. Ketika siswa melihat sesuatu persoalan , maka cara dan intensitas dan berpikir setiap siswa pun berbeda pula. Perbedaan-perbedaan tersebut akibat dari perbedaan minat, kemampuan, kesenjangan, pengalaman, cara belajar dan sebagainya (Depdiknas, 2002:24). Perbedaan-perbedaan tersebut akan berdampak pada proses dan hasil sebuah pembelajaran.
Berbagai pendekatan, strategi maupun model pembelajaran telah dikembangkan oleh para ahli untuk mengcover kemampuan berpikir siswa yang berbeda-beda tersebut. Pendekatan yang paling sering digunakan di era Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan dalam model Cooperative Learning. Pendekatan CTL itu sendiri memiliki 7 elemen penting, yaitu: inkuiri (inquiry), pertanyaan (questioning), kontruktivistik (contruktivism), pemodelan (modeling), masyarakat belajar (learning community), penilaian otentik ( authentic assessment) dan refleksi (reflection). Para ahli berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan di era pendidikan sekarang yang lebih mengarah pada kontekstual, bermakna dan menyenangkan.
Blancard (2001) mengembangkan strategi pembelajaran kontekstual dengan:
1)         menekankan pemecahan masalah;
2)         menyadari kebutuhan pengajaran dan pembelajaran yang terjadi dalam berbagai konteks seperti rumah, masyarakat dan pekerjaan;
3)         mengajari siswa memonitor dan mengarahkan pembelajaran mereka sendiri sehingga menjadi siswa mandiri;
4)         mengaitkan pengajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda;
5)         mendorong siswa untuk belajar dari sesama teman dan belajar bersama, dan
6)         menerapkan penilaian autentik
Penulis menyetujui bahwa pendekatan CTL sangat cocok untuk digunakan dalam pembelajaran di era KTSP ini, hanya saja tujuh pilar CTL ini dianggap terlalu berat jika akan dilaksanakan semua dalam pembelajaran di SMPN 1 Majalengka khususnya di kelas IX-G. Maka dari itu, penulis mendesain satu teknik pembelajaran yang lebih sederhana tanpa mengurangi esensi dari CTL itu sendiri. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi.

c.  Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri.
Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:
1.     Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak jelas.
2.     Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
3.     Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
4.     Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis


IX.   RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
A.  Rencana Penelitian

1.     Subjek penelitian
Subyek dalam peniltian ini adalah siswa kelas IX G SMP Negeri 1 Majalengka berjumlah 42 orang.
2.     Tempat Penelitian
SMP Negeri 1 Majalengka Kabupaten Majalengka.
3.     Waktu Penelitian
Waktu penelitian mulai perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian tersebut mulai Januari s.d. April 2009 pada semester 2 Tahun pelajaran 2008/2009
4.     Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan mulai dari siklus I dan Siklus II selama 3 bulan.
B.  Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru-guru SMP Negeri 1 Majalengka.

Proses Pembelajaran ini diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus,dengan kegiatan sebagai berikut.

SIKLUS ke-1
Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:
1.     Mengidentifikasi masalah
2.     Menganalisis dan merumuskan masalah.
3.     Merancang model pembelajaran klasikal.
4.     Mendiskusikan penerapan model pembelajaran interaktif.
5.     Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir).
6.     Menyusun kelompok belajar peserta didik.
7.     Merencanakan tugas kelompok.
Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:
1.     Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan.
2.     Menerapkan model pembelajaran klasikal.
3.     Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana.
4.     Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.
5.     Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan.

Tahap Mengamati (observation), mencakup:
1.     Melakukan diskusi dengan guru SMPN 1 Majalengka dan kepala sekolah untuk rencana observasi.
2.     Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran klasikal yang dilakukan guru kelas IX.
3.     Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran klasikal.
4.     Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Tahap refleksi (Reflection), mencakup:
1.     Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi.
2.     Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran klasikal dan mempertimbangkan langkah selanjutnya.
3.     Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran klasikal.
4.     Melakukan refleksi terhadap kreativitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
5.     Melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.

SIKLUS ke-2
Tahap Perencanaan (Planning), mencakup:
1.     Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
2.     Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
3.    Merancang perbaikan berdasarkan refleksi siklus 1.
Tahap Melakukan Tindakan (Action), mencakup:
1.         Melakukan analisis pemecahan masalah.
2.         Melaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran Demonstrasi.
Tahap Mengamati (observation), mencakup:
1.     Melakukan   pengamatan   terhadap   penerapan   model pembelajaran Demonstrasi.
2.     Mencatat perubahan yang terjadi.
3.     Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan.
Tahap Refleksi (Reflection), mencakup:
1.     Merefleksikan proses pembelajaran Demonstrasi.
2.     Merefleksikan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran Demonstrasi.
3.     Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian.
4.     menyusun rekomendasi.
Dari tahap kegiatan pada siklus 1 dan 2, hasil yang diharapkan adalah agar (1) peserta didik memiliki kemampuan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris; (2) guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok khusus pada mata pelajaran Bahasa Inggris, dan (3) terjadi peningkatan prestasi peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Analisis Data
Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data dalam video photo. Data yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Dari rancangan pembelajaran interaktif dan pemberian tugas kerja kelompok dilakukan validasi oleh teman sejawat dan kepala sekolah. Untuk kreativitas peserta didik dalam pembelajaran digunakan observasi dan angket dan untuk perolehan hasil belajar peserta didik digunakan deskripsi kuantitatif.

X.     Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2008/2009, antara bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2008 dan rencana berlangsung selama 2 bulan secara berkesinambungan. Dengan agenda kegiatan sebagai berikut:


No.
Tanggal Pertemuan
Tahap Kegiatan
Ket.
1
3 Februari 2009
Siklus 1:
Tahap Perencanaan (Planning)
Data Video Photo pada
2
10 Februari 2009
Tahap Melakukan Tindakan (Action)
Tiap tahap
3
17 Februari 2009
Tahap Mengamati ( Observation )
pengamatan
4
24 Februari 2009
Tahap Refleksi (Reflection)

5

Siklus 2:

3 Maret 2009
Tahap Perencanaan (Planing)

6
10 Maret 2009
Tahap Melakukan Tindakan (Action)

7
17 Maret 2009
Tahap Mengamati (Observation)

8
24 Maret 2009
Tahap Refleksi (Reflection)



Tahap Analisis Data dan

9
31 Maret 2009
Deskripsi Temuan sebagai bahan Laporan

10
7 - 14 April 2009
Menyusun Laporan TPK


XII. PUSTAKA ACUAN
Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin: Deakin University.
Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirjen
Pendasmen Dirtendik: 2003. Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPTK. Suhardjono et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan
Dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru.Jakarta: Dirjen Dikgu dan Tentis. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:...................
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta:.....................
Mulyana, Slamet.2007. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pengembangan Profesi
Guru. Bandung: LPMP.

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian     : Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk mengungkapkan Makna Dalam Monolog Pendek Berbentuk Procedure Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas...................................................
KETUA                     : ...........................................
ANGGOTA                 : 1. ...................................
2.   ..........................................
3.   ..........................................












Kepala SMP..................................................




Drs..........................................                                       ..............................................S.Pd


Mengetahui, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemerintah...............................................






Dr. ...............................................


PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA UNTUK MENGUNGKAPKAN MAKNA DALAM MONOLOG PENDEK
BERBENTUK PROCEDURE MELALUI METODE DEMONSTRASI
DI KELAS ..............................................................







DISUSUN OLEH :
...................................................